PsikologiSelf Care

Trauma Psikologis: Mengatasi Bekas Luka Emosional dari Peristiwa Buruk

Trauma Psikologis. Peristiwa buruk yang terjadi di masa lalu kerap meninggalkan bekas dalam pikiran. Jika Anda kerap merasa takut, cemas, atau tidak nyaman saat teringat akan peristiwa tersebut, bisa jadi Anda mengalami kondisi yang disebut trauma psikologis.

Apa itu Trauma Psikologis?

Trauma psikologis adalah kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa diri seseorang. Saat mengalaminya, Anda mungkin akan tersiksa dengan emosi, ingatan, dan kecemasan yang mengingatkan kepada peristiwa tersebut.

Sebenarnya, ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan trauma psikologis, terutama yang mengancam nyawa. Namun, situasi yang membuat Anda kewalahan terhadap perasaan tertentu (overwhelmed) atau justru merasa terpinggirkan juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Hanya saja, respons tersebut tidak bisa diukur dari kejadian yang dialami, melainkan bagaimana Anda menerima atau menanggapi peristiwa tersebut. Kondisi kesehatan fisik dan mental, dukungan dari orang terdekat, dan kemampuan diri sendiri untuk menghadapi situasi tersebut dapat memengaruhi reaksi Anda terhadap kejadian traumatis.

Tanda dan Gejala Trauma Psikologis

Respons yang muncul dari masing-masing individu terhadap kejadian traumatis bisa sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu, gejala yang muncul pun bisa sangat beragam, mulai dari gejala fisik hingga psikologis.

1. Reaksi mental

  • Stres dan cemas.
  • Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkonsentrasi.
  • Sulit menghindari pikiran mengganggu yang berkaitan dengan kejadian traumatis.
  • Terus-menerus teringat kejadian traumatis tersebut tanpa bisa dikendalikan.
  • Merasa hilang arah dan disorientasi.

2. Reaksi emosional

  • Sangat emosional dan merasa sedih.
  • Muncul rasa takut, panik, dan cemas.
  • Mati rasa, hingga tak bisa merasakan apa pun.
  • Mulai mengisolasi diri dan menjauhi semua orang.
  • Depresi, memiliki perasaan bersalah, dan terlalu sensitif terhadap banyak hal di sekelilingnya.
  • Terus-menerus merasa waspada karena takut akan ada bahaya lain yang menimpanya.
  • Shock atau terkejut karena tidak bisa percaya dengan kejadian buruk yang menimpanya.

3. Reaksi fisik

  • Kelelahan.
  • Gangguan tidur.
  • Mual, muntah, dan pusing.
  • Sakit kepala.
  • Keringat berlebih.
  • Detak jantung meningkat.

4. Reaksi perilaku

  • Berusaha menghindari berbagai hal yang mengingatkan terhadap kejadian traumatis.
  • Sulit berhenti memikirkan apa yang telah terjadi.
  • Overprotektif terhadap orang-orang terdekat, seperti keluarga atau teman-teman, yang mungkin membuat Anda merasa khawatir tentang keselamatan mereka dan selalu ingin melindungi mereka dari bahaya potensial. Anda mungkin menghindari situasi atau tempat yang berpotensi membahayakan mereka, atau bahkan mengendalikan kehidupan mereka untuk memastikan keamanan mereka.

Cara Mengatasi Trauma Psikologis

Mengatasi trauma psikologis membutuhkan waktu dan upaya. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Anda menghadapi dan mengatasi bekas luka emosional dari peristiwa buruk:

  1. Carilah dukungan sosial: Berbicaralah dengan orang-orang yang Anda percayai, seperti keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat memberikan dukungan emosional dan membantu Anda memahami dan mengatasi trauma yang Anda alami.
  2. Jaga kesehatan fisik: Perhatikan aspek kesehatan fisik Anda dengan menerapkan pola makan sehat, tidur yang cukup, dan rutin berolahraga. Ini dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan keseimbangan emosional.
  3. Terapkan teknik relaksasi: Coba praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, yoga, atau aktivitas lain yang membantu Anda menenangkan pikiran dan tubuh. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
  4. Jangan menekan emosi: Izinkan diri Anda untuk merasakan dan mengungkapkan emosi yang muncul akibat trauma. Menekan emosi dapat memperburuk kondisi dan membuat pemulihan menjadi lebih sulit. Cari outlet yang aman, seperti menulis jurnal, melukis, atau berbicara dengan orang yang dipercaya, untuk mengekspresikan emosi Anda.
  5. Buat rutinitas yang stabil: Membangun rutinitas yang stabil dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan rasa keamanan dan prediktabilitas. Ini dapat membantu mengurangi stres dan membangun fondasi yang kuat untuk pemulihan.
  6. Hindari pemicu trauma: Jika memungkinkan, hindari situasi atau lingkungan yang dapat memicu kenangan traumatis. Jika tidak dapat dihindari, cari strategi coping yang efektif, seperti mengingatkan diri sendiri bahwa Anda aman sekarang dan menggunakan teknik pernapasan untuk menenangkan diri.
  7. Konsultasikan dengan profesional: Jika gejala trauma psikologis terus berlanjut atau memburuk, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi trauma, dapat membantu Anda memproses trauma, mengubah pola pikir yang negatif, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi gejala trauma.

Ingatlah bahwa setiap individu memiliki waktu pemulihan yang berbeda. Jangan terlalu keras pada diri sendiri dan berikan diri Anda waktu dan kesabaran yang dibutuhkan untuk memulihkan diri dari trauma psikologis.

Back to top button